Rabu, 25 Januari 2017

Alasan Mercy Enggan Setor Data Penjualan ke Gaikindo

Rental Mobil Ketapang masuk dalam daftar finalis mobil terbaik Eropa atau European Car of the Year yang akan diumumkan pada ajang Geneva Motor Show pada Maret mendatang. Salah satunya adalah Toyota C-HR.

Seperti dilansir Motoringresearch, Rabu 25 Januari 2017, ketujuh mobil ini akan menjalani beberapa tes pada Februari mendatang sebelum diumumkan siapa pemenangnya pada Maret mendatang.
Sebagai catatan, mobil terbaik Eropa tahun lalu dipegang Vauxhall Astra. Penilaian akan dilakukan sebanyak 58 juri pilihan. Tentu menarik untuk mengetahui siapa yang bakal merebut mahkota tersebut.

Alfa Romeo Giulia
Terakhir kali Alfa Romeo menyabet penghargaan ini pada 2001 dengan mobil andalannya, 147. Pada 2006, Alfa Romeo 159 hanya menduduki peringkat tiga. Kini harapan pabrikan mobil asal Italia itu untuk kembali menjadi yang terbaik bertumpu pada Alfa Romeo Giulia.

Citroen C3
Di negara asalnya, Prancis, C3 masih menjadi yang terlaris meski secara total penjualan Citroen merosot. Mobil bergaya crossover ini menjadi incaran anak muda dengan tampilannya yang gagah nan menggoda. Ditambah dengan dibenamkannya teknologi paling mutakhir.

Mercedes-Benz E-Class
Terakhir, Mercy berhasil menyabet penghargaan ini pada 1974 lewat 450SE yang saat itu mengalahkan Fiat X1/9 dan Honda Civic. Sedangkan pada 2015, Mercy hanya berada di posisi ketiga lewat Mercy C-Class. Yang tak kalah menarik, mobil E-Class saat ini sudah dirakit secara lokal di Indonesia.

Nissan Micra
Di Indonesia, mobil ini disebut Nissan March. Mobil ini juga sempat menyandang status sebagai yang terbaik di Eropa pada 1993 lewat Nissan Micra K11. Kini Nissan March telah masuk generasi kelima dan telah diperkenalkan di ajang Paris Motor Show 2016.

Peugeot 3008
Pihak Peugeot mengklaim mobil ini sebagai mobil SUV paling trendi yang ada di pasaran. Karena itu, Peugeot yakin 3008 bakal sukses mengikuti jejak pendahulunya seperti Peugeot 504, 405, 307 dan 308.

Toyota C-HR
Dalam setahun terakhir, mobil ini sukses menjadi buah bibir termasuk di Indonesia. Desainnya yang menggoda serta perawakan yang gagah membuat mobil yang dihadirkan Toyota untuk menantang Nissan Qashqai ini layak diperhitungkan. Menariknya, Toyota Jepang juga menyematkan versi hybrid yang bakal menjadi daya tarik tersendiri.

Volvo S90/V90
Volvo memang boleh cukup populer di Eropa. Namun sayangnya, pabrikan asal Swedia ini belum pernah menyabet gelar kehormatan ini. Tak heran jika harapan besar untuk menjadi yang terbaik disematkan Volvo untuk mobilnya yang satu ini.

Daftar Mobil Terlaris Mercy di Indonesia

Mercedes-Benz pantas bahagia dengan pencapaian mereka di 2016 lalu. Meski pasar otomotif tak kunjung bergairah, namun penjualan pabrikan asal Jerman itu justru mengalami kenaikan. Lalu mobil apa yang menjadi produk terlaris Mercy di Indonesia?

Sepanjang 2016 lalu, penjualan retail Mercy mengalami pertumbuhan sebesar 2,6 persen. Sedangkan untuk penjualan secara global Mercy bahkan mengalami peningkatan sebesar 11,3 persen dengan total penjualan sebanyak 2.083.888 unit.

Business & Network Development Sales Operation Mercedes-Benz Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto mengatakan, pertumbuhan penjualan Mercy juga ditambah dengan raihan market share sebanyak 48 persen di segmen premium car.

"Sehingga, volume kita sampai 3.371 unit ritelnya. Itu kita growth 2,6 persen dibandingkan tahun 2015," katanya.

Dari hasil tersebut, sambung Kariyanto, Mercy C-Class menjadi produk paling laris yang dijual oleh perusahaan berlogo ‘bintang tiga’ itu. "Masih C-Class tahun lalu dengan kontribusi 28 persen dan volumenya mencapai 1.946 unit. SUV dan MPV sebanyak 1.179 unit, serta E-Class 681 unit," katanya.

Sementara itu, untuk tahun ini, Kariyanto menjelaskan, diharapkan akan bisa mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Di mana, tumpuan utama masih difokuskan pada segmen premium car.

"Kami juga sudah siapkan berbagai strategi untuk bisa menaikkan penjualan. Pokoknya kita target tahun ini market share nomor satu, volumenya berapa kita kejar. Harus lebih dari tahun sebelumnya, karena kan kita akan nambah diler dan produk juga," katanya.
Presiden dan CEO PT Mercedes Benz Distribution Indonesia, Roelof Lambert mengatakan, tumbuh positifnya penjualan Mercedes-Benz Indonesia di tahun lalu membuat predikat brand mobil mewah itu makin kukuh di tengah gempuran yang menantang.

"Meskipun dihadang situasi ekonomi yang naik-turun. Hasil kami positif, di mana secara total perusahaan ini mampu mengirimkan 3.371 unit kendaraan kepada para pelanggan di Indonesia," katanya.

Roelof menuturkan, sampai saat ini, pihaknya terus berinovasi untuk menggenjot penjualan. Di mana, di produknya teranyar yakni Mercedes Benz E-Class dihadirkan versi lokalnya untuk memberikan pilihan bagi konsumen.

"Di pabrik ini, kami telah merakit 6.000 unit model E-Class tipe W 212 yang merupakan produk paling sukses di Indonesia," ujarnya.

Saat ini model E-Class yang tersedia ada dua tipe yakni E 250 dengan Avantgarde Line dan E 300 dengan AMG Line. Dengan tipe sedan dan estate terjual sebesar 13 juta di seluruh dunia.

Untuk itu, Roelof mengungkapkan, dengan berbagai macam strategi yang disiapkan, diharapkan bisa memantik daya beli konsumen lebih banyak lagi dari tahun sebelumnya.


Mercy Tak Mau Coba-coba Jual Mobil Hibrida di Indonesia

Rencana pemerintah mengurangi tingkat polusi udara dengan menghadirkan kendaraan canggih ramah lingkungan, dianggap Mercedes-Benz akan menempuh jalan panjang.

Sebab, Mercedes-Benz melihat bahwa infrastruktur yang ada saat ini belum mendukung rencana tersebut.

Business and Network Development Sales Operation Mercedes-Benz Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto mengatakan, untuk bisa membawa mobil hibrida ke Indonesia, hal itu dirasakan cukup sulit.

"Soalnya, prosesnya panjang. Kami tidak mau coba-coba. Kami juga belum putuskan, akan dipasarkan atau tidak. Sebenarnya, secara produk kami komplet," katanya di Jakarta.

Kariyanto mengungkapkan, banyak konsumen yang menanyakan soal sikap Mercedes-Benz menghadapi era teknologi yang kini terus berkembang di Tanah Air.

"Kadang memang ada yang menanyakan, mana nih Mercy tidak ada suaranya. Yang lain sudah aktif untuk hibrida atau mobil listrik, tapi kami kelihatannya diam saja," ujarnya.

Kariyanto menilai, perlu pertimbangan yang cukup panjang untuk bisa membawa masuk produk hibrida yang selama ini banyak dinantikan publik.

"Yang minta sih ada. Model C-Class sudah ada yang hibrida. Tapi, kami bawa produk harus tanggung jawab juga purnajualnya kan," ungkapnya.

Ia juga menjelaskan, selama ini Mercedes-Benz juga belum melakukan survei secara serius soal mobil hibrida di Tanah Air.

"Survei juga dari kami belum (dilakukan). Karena, kami juga menunggu apakah nanti ada 

Mercy E-Class Baru Lebih Murah Rp60 Jutaan?



Mercedes-Benz Indonesia resmi merakit salah satu sedan andalan mereka, E-Class, di pabrik mereka yang terletak di Wanaherang, Jawa Barat.
Dibuatnya versi lokal mobil ini adalah untuk menekan harga jualnya, sehingga bisa bersaing lebih kompetitif dengan BMW seri 5 dan Audi.
Maklum, dengan statusnya yang mewah, mobil yang dulu diimpor dari Jerman itu dibanderol dengan harga yang cukup tinggi.
Namun, berapa selisih harga antara versi impor dan lokal?
Menjawab hal itu, Deputy Director Marketing Communication Mercedes-Benz Indonesia, Hari Arifianto mengatakan, informasi harga masih ditutup rapat. 
"Harganya belum ada. Kami nanti akan umumkan di IIMS (Indonesia International Motor Show) 2017," katanya. 
Menurut Hari, jika ditanyakan soal selisih harga,tidak ada rumus yang tepat untuk bisa menjawabnya. Sebab, hal itu tergantung investasi yang ditanamkan oleh Mercedes-Benz. 
"Selain itu juga, tergantung fitur yang tersemat di E-Class lokal. Seperti wireless charging, itu kan penambahan fitur juga," ujarnya.
Pada produk-produk Mercedes-Benz yang sebelumnya juga dirakit secara lokal, selisih harga rata-rata dengan versi impor adalah Rp60 juta. Apakah hal ini bisa dijadikan patokan untuk E-Class?
Kendati demikian, hal itu justru dibantah oleh Hari. Menurutnya, hal itu tak bisa disamaratakan. Sebab, dari segi fitur, investasi serta volume kendaraan antara model yang telah dirakit memiliki perbedaan satu sama lain. 
"Tidak bisa disamakan. Sebab, ada perbedaan fitur, investasi dan volume produksi. Semakin besar volume kendaraan yang dibuat, tentu juga harganya semakin turun," jelasnya.

Mercy Indonesia 'Cuci Gudang' Model E-Class Rakitan Jerman


Mercedes-Benz Indonesia pertama kali meluncurkan E-Class pada Agustus 2016, di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS). Saat itu, sedan pesaing BMW 5 Series dan Audi A6 ini hanya ditawarkan versi impor utuh alias Completely Built Up (CBU) dari Jerman.
Namun, karena kebutuhan akan mobil tersebut cukup banyak, Mercedes-Benz Indonesia kemudian secara resmi merakit mobil tersebut secara lokal di pabriknya yang berada di Wanaherang, Bogor, Jawa Barat. 
Deputy Director Business and Network Development Sales Operation Mercedes-Benz Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto, mengatakan, hingga saat ini seri E-Class CBU masih tetap dijual di pasaran. Kemungkinan dalam waktu dua bulan ke depan stoknya akan mulai habis. 
"Ya, mudah-mudahan satu sampai dua bulan ini sudah habis ya semuanya, sebelum harga launching di IIMS," kata Kariyanto menjawab pertanyaan VIVA.co.id.
Setelah itu, Kariyanto melanjutkan, saat April nanti diperkenalkan versi Completely Knock Down (CKD), versi impor akan disetop penjualannya. 
Sementara itu, untuk masalah harga, Kariyanto masih menutup rapat-rapat informasi. Tapi, yang jelas akan lebih murah dari versi impornya.

Mercedes-Benz Indonesia secara resmi telah merakit generasi terabru E-Class secara lokal di pabrik mereka yang terletak di Wanaherang, Bogor. Yang menjadi pertanyaan, apa yang membedakan E-Class versi lokal ini dengan barang impornya?
Kehadiran sedan pesaing Audi A6 ini semakin memperbanyak jajaran mobil Mercy yang dibuat secara lokal. Terhitung, sudah ada enam model ditambah dengan E-Class yang sudah melakukan perakitan di Indonesia.
Soal perbedaan versi lokal dan impor, Deputy Director Sales Operation and Product Management MBI Kariyanto Hardjosoemarto menjelaskan. Menurutnya, E-Class impor dan lokal tidak ada sama sekali perbedaan yang cukup signifikan.
"Tidak banyak, masih mirip-mirip keduanya. Hanya saja, ada sedikit perubahan seperti model E 300, yang tadinya Avantgarde jadi AMG. Tapi secara garis besar semua sama," kata Kariyanto.
Namun, sambung Kariyanto, jika dilihat secara fitur, justru versi lokal memiliki pengembangan yang lebih baik dari model yang selama ini diimpor. "Iya, jadi ada improvement yang lebih bagus sedikit saja secara fitur. Kalau yang versi lokal, itu ada fitur tambahan," katanya.
Sementara itu, untuk model E 250, Kariyanto menuturkan, untuk perbedaannya terletak hanya pada sisi fitur saja yang diklaim lebih canggih dari model Completely Build Up (CBU).
"Soalnya, di mobil E250 yang lokal ya, itu sudah dilengkapi dengan wide screen cocpit yang tidak dimiliki E 250 versi impor, jadi lebih canggih," katanya.
Untuk masalah mesin dan juga bahan bakar, Kariyanto mengungkapkan, semua model sama, tidak ada yang diubah sedikitpun. "Mirorless sama, dan untuk mesin juga masih sama. Termasuk bahan bakar yang dianut ya, masih euro sama juga dan sudah disesuaikan dengan yang disini," tuturnya.
Sementara itu, untuk dapur pacunya, kedua model E-Class rakitan lokal ini sama-sama mengusung mesin 4 silinder 1.991cc dengan transmisi otomatis 9G-TRONIC sembilan percepatan.
Mesin yang ditanam pada Model E 300 AMG diklaim mampu menghasilkan 245 dk,

Meski sempat terseok-seok di awal 2016, penjualan mobil di Tanah Air terus memperlihatkan angka positif hingga akhir tahun.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), hingga November sudah ada 974.972 ribu unit kendaraan yang telah terjual di dalam negeri.
Beberapa Agen Pemegang Merek juga cukup optimistis menutup akhir tahun dengan sukses, dan menatap tahun yang akan datang lebih baik lagi.
Salah satunya Mercedes-Benz, yang optimistis akan mengalami kenaikan pasar 3-4 persen di 2017.
"Kami optimis, karena pemerintah sudah mengeluarkan paket kebijakan cukup banyak. Dan kami lihat, efeknya tahun depan tentu akan berpengaruh cukup positif," kata Business and Network Development Sales Operation Mercedes-Benz Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto, kepada VIVA.co.id.
Soal jenis mobil, Mercy masih akan tetap fokus pada dua model, yakni sedan dan sport utility vehicle. "Sedan tetap. Tapi, SUV juga perkembangannya semakin baik. Kontribusinya sampai 35 persen. Kami prediksi, tahun depan tumbuh jadi 40-45 persen," ujarnya.

Meski sempat terseok-seok di awal 2016, penjualan mobil di Tanah Air terus memperlihatkan angka positif hingga akhir tahun.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), hingga November sudah ada 974.972 ribu unit kendaraan yang telah terjual di dalam negeri.
Beberapa Agen Pemegang Merek juga cukup optimistis menutup akhir tahun dengan sukses, dan menatap tahun yang akan datang lebih baik lagi.
Salah satunya Mercedes-Benz, yang optimistis akan mengalami kenaikan pasar 3-4 persen di 2017.
"Kami optimis, karena pemerintah sudah mengeluarkan paket kebijakan cukup banyak. Dan kami lihat, efeknya tahun depan tentu akan berpengaruh cukup positif," kata Business and Network Development Sales Operation Mercedes-Benz Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto, kepada VIVA.co.id.
Soal jenis mobil, Mercy masih akan tetap fokus pada dua model, yakni sedan dan sport utility vehicle. "Sedan tetap. Tapi, SUV juga perkembangannya semakin baik. Kontribusinya sampai 35 persen. Kami prediksi, tahun depan tumbuh jadi 40-45 persen," ujarnya.
</div>


Tidak ada komentar:

Posting Komentar